Aug 31, 2011

Ordinary... Logics

Beberapa waktu yang lalu aku melihat liputan tentang orang-orang jenius, yup, genius! Pernahkah kita bermimpi bagaimana rasanya menjadi spesial dan jenius? Kalo aku: sering. Tapi pada akhirnya aku mendapati bahwa aku bukanlah manusia jenius ataupun spesial, aku tidak punya kemampuan menyelesaikan rubiks selama satu detik (?) bahkan dalam waktu seharianpun aku belum pernah bisa menyelesaikannya. Bahkan sempat aku merusak rubiks, juga melepas stiker warnanya dan juga membongkarnya dengan niat menjajarkan warnanya agar terlihat... jenius. Dan akhirnya yup... berceceran.


Awut-awutan

Ada kalimat 'menghibur' yang mengatakan bahwa kelebihan tiap orang itu berbeda-beda dan manusia diciptakan untuk mempunyai kelebihan. Tapi sampai saat ini aku belum menyadari apa kelebihanku, selain hanya bisa menghina, mengkomentari, mengkritik, aku tidak punya kelebihan yang lain.

Aug 28, 2011

L.O.V.E

Ah, geli banget mengulas ini haha. Cinta, katanya membuat seorang makhluk itu kuat, tapi kadang membuat orang lemah juga. Sadarkah ketika kita berdoa, kita meminta untuk menjaga orang yang kita cintai, baik itu orang tua, saudara, ataupun pacar. Kita takut untuk kehilangan karena kita mencintai sesuatu. Ketika kehilangan hp misalnya, kita menangis dan mengutuk orang yang mencurinya, oh memang berlebihan dan manusiawi kita merasa sakit, tapi gak ada gunanya kita melakukan hal itu bukan?

Beberapa minggu terakhir ini aku mendapatkan banyak sekali pengalaman yang sangat… sangat berharga. Awalnya aku berpikir bahwa tahun ini adalah tahun yang benar-benar sial. Banyak hal yang hilang, pergi, gagal, jatuh, kecewa… Argggh… sebeeeel. Tapi satu hal yang pada akhirnya aku yakini bahwa Tuhan menyayangiku, Dia selalu menjauhkanku dari bahaya, memberiku yang terbaik, dan memberi aku kehidupan yang damai. Liku hidupku yang ‘lurus’ memang cukup membuatku bernafas lega, melihat banyak teman-teman, tetangga, dan orang lain yang hidupnya ‘berliku’.

Aug 24, 2011

The Man Who Always There

Aku mengenalnya sejak kecil, kami tumbuh bersama. Hingga aku tau sifat dan sikapnya. Kami terpisah tumbuh ketika sekolah menengah, dan dipertemukan lagi di satu kampus. Dia mengenalkanku pada seseorang, dengan tahi lalat di atas bibirnya dan bibir yang selalu cemberut. Karena aku dan dia satu kosan jadi hampir setiap hari aku dan dia beserta Nona Cemberut, tentunya, bertemu. Suatu hari dia memutuskan untuk mengakhiri kosannya dan pp dari rumah (yang rumah kami juga bersebelahan). Tanpa orang lain tau, dan aku sendiri ragu mempercayainya, aku kehilangan seorang saudara yang ada di dekatku. Itulah perasaan yang ada ketika aku dan dia tidak bermain bersama, atau ketika aku membohonginya, perasaan... sakit. Tapi dia dan Nona Cemberut kadang suka main ke kosan, dan tanpa mereka tau aku selalu melihat mereka pulang sampai badan mereka gak nampak karena jauh, berdua, bergandengan tangan.


Sekitar setahun kemudian dia kembali ngekos dengan menempati kosanku sebelumnya dan aku pindah ke lantai 2. Pernah suatu kali aku mendengar bahwa dia dan nona cemberut putus hubungan. Kembali, hatiku merasakan perasaan sakit yang sama. Tak lama berselang mereka kembali bersama.


Suatu sore aku menghampirinya di depan rumah, dia sedang membersihkan jendela kamar dari debu, aku bertanya kapan aku bisa bertemu Nona Cemberut, dia bilang Jumat dia akan menjemput Nona Cemberut untuk berlebaran di Bandung, setelah lama tidak bertemu. Sempat dia menuliskan nama Nona Cemberut di kaca kotor "Ceuceu" lalu aku sambung dengan kata "Busuk" sambil tertawa aku pergi.

Aug 23, 2011

"I'm Just Little Girl Who's Trying To Be A Real Woman"

Suatu hari 5 tahun yang lalu aku dikenalkan seseorang oleh pamanku yang usianya lebih muda satu tahun dariku, pacarnya. Dia bilang aku cubby. Lambat laun semakin kenal dia sosok yang cerewet dan galak. Aku selalu mengejeknya, dia selalu menjawab dengan muka cemberut. Aku selalu menyindir cara berpakaiannya yang aku bilang norak, padahal gaya berpakaiannya sih biasa saja.

Pict Of You With Us

Lama kelamaan ternyata dia mengubah cara berpakaiannya, dari situ aku mengerti bahwa dia selalu mencoa untuk merubah semua hal yang aku kritik. Di setiap event keluarga dia tak pernah absen untuk ikut heboh, dia selalu berusaha untuk menjadi bagian keluarga, padahal kami sudah menganggap dia adalah keluarga. Tiap tahun dia selalu memberiku kado ketika ultah. Meskipun dia orang yang rame, tapi mimpinya sangat sederhana: aku ingin menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak-anakku. Aku sudah menganggapnya bibiku sendiri

Control It...!!!


Ramadan akan segera berakhir, memang tak terasa padahal di awal-awal terasa sangat lama dan penuh beban tapi saat-saat terakhir Ramadan adalah waktu yang paling menyedihkan bagiku. Di waktu kecil waktu imsak adalah waktu yang teramat berat, bagaimana tidak, ketika mendengar suara imsak di mesjid aku selalu tidak bisa mengendalikan diri untuk minum, kalau ada air segelas aku harus menghabiskannya sampai kembung, dan ketika bergerak terdengar suara air dalam perutku, kyahahaha…. Bahkan bibiku dulu sering jahil dengan terus memutar-mutar chanel radio yang imsak, sehingga berkali-kali aku harus minum. Sampai saat ini pun masih begitu, segelas dua gelas, bahkan sebotol air aku bisa habiskan.

Suatu hari di Ramadan, aku makan sampai kenyang, makan kurma, makan kue, minum susu, buah-buahan pula. Sampai imsak tiba, aku minum segelas air, dan ketika mau wudu… helliyah… I’m throw up the whole stuff, kyahahaha… dasar rakus. Tapi setelah itu aku gak kapok-kapok untuk begitu dan begitu lagi.

Aug 9, 2011

Harmonis


Puasa adalah hal yang berat bagiku, ya manusiawi jika manusia menganggapnya demikian. Aku selalu menanti hari lebaran tiba, meskipun pada akhirnya ketika hari terakhir puasa aku merasa sangat sedih. Banyak hal yang berbeda terjadi ketika bulan puasa, semuanya terasa sangat… harmonis. Yang paling berkesan adalah ketika semua orang mempunyai jadwal makan yang sama, keluarga berkumpul di depan tipi mencari channel yang paling cepat adzannya hahaha lucu sih padahal waktu adzan kan sama saja. Ketika kuliah dulu aku punya teman kost yang beragama khatolik, dia yang paling heboh saat bulan puasa. Dimulai dari ikut-ikutan sahur sampe hebohnya nyari buat berbuka, padahal aku gak terlalu suka berbuka dengan ini-itu atau sahur dengan menu variatif. Tapi dia selalu menghormati orang-orang yang berpuasa, salut juga ketika melihat spanduk besar bertuliskan “Selamat menunaikan ibadah  puasa untuk saudara-saudara kami” di depan gereja.

Menu Kolak Pisang

Suatu ketika ada seorang ibu bersama anaknya, dia berkata kalo dia kecopetan. Wajahnya linglung sambil menekan-nekan tombol hp. Dia mau ke Majalengka, ke rumahnya, dan dia bertanya apakah bisa naik angkot tanpa bayar. Lalu akupun bertanya berapa ongkos ke terminal sampai ke Majalengka. Dia terisak, suaranya parau, melihat itu aku jadi teringat mamaku, lalu aku memberinya uang yang pas sekali sesuai yang dia katakan untuk bisa sampai ke Majalengka. Lalu akupun bilang supaya cepat pulang.

Job! Not A Good Job!

Aku selalu berpendapat manusia mempunyai alur dalam hidupnya; sekolah, kuliah, kerja, menikah, punya anak, dsb. Dan sebagai manusia biasa aku ingin mengikuti alur dalam hidupku senormal mungkin. Setelah lulus kuliah pada bulan Juli 2010 dan diwisuda pada bulan Desember 2010, banyak hal setelah itu (sebenarnya gak banyak sih hihihi) yang aku kerjakan. Aku fokus untuk melanjutkan kuliah S2, tapi ternyata tidak sesuai kenyataan: aku gagal. Aku berpikir positif bahwa Tuhan menginginkanku untuk bekerja. Jadi… yup, aku melamar-melamar, aku begitu senang dengan proses ini. Tapi ternyata proses panggilan kerja dari tahap melamar itu sangat lama. Banyak juga panggilan interview yang tidak aku datangi, yaaah… karena malas tentunya. Aku selalu menimbang-nimbang perusahaan yang memanggil interview apakah ‘bermerk’ atau tidak (dasar libra). Tapi pada akhirnya aku mulai serius dengan perusahaan apapun (tuntutan pengangguran tentunya). Pada suatu hari aku dipanggil interview oleh salah satu perusahaan retail accessories Bandung yang terkenal di kalangan remaja. Maka aku berpakaian se-remaja mungkin, dengan dress kuning. Tapi ketika si mbak HRD bilang, “Karena ini perusahaan retail, maka hari libur kamu akan tetap bekerja, Idul Fitri juga.” Hah, aku kaget. Aku memang tidak pernah antusias dalam acara-acara besar karena tidak suka bertemu dengan sanak-family yang banyak. Tapi dari situ aku sadar, aku juga ingin libur ketika orang lain libur. Pekerjaannya memang bagus dan awalnya aku bersemangat, tapi pada akhirnya aku tidak antusias lagi.

Strawbelicious