Aug 9, 2011

Harmonis


Puasa adalah hal yang berat bagiku, ya manusiawi jika manusia menganggapnya demikian. Aku selalu menanti hari lebaran tiba, meskipun pada akhirnya ketika hari terakhir puasa aku merasa sangat sedih. Banyak hal yang berbeda terjadi ketika bulan puasa, semuanya terasa sangat… harmonis. Yang paling berkesan adalah ketika semua orang mempunyai jadwal makan yang sama, keluarga berkumpul di depan tipi mencari channel yang paling cepat adzannya hahaha lucu sih padahal waktu adzan kan sama saja. Ketika kuliah dulu aku punya teman kost yang beragama khatolik, dia yang paling heboh saat bulan puasa. Dimulai dari ikut-ikutan sahur sampe hebohnya nyari buat berbuka, padahal aku gak terlalu suka berbuka dengan ini-itu atau sahur dengan menu variatif. Tapi dia selalu menghormati orang-orang yang berpuasa, salut juga ketika melihat spanduk besar bertuliskan “Selamat menunaikan ibadah  puasa untuk saudara-saudara kami” di depan gereja.

Menu Kolak Pisang

Suatu ketika ada seorang ibu bersama anaknya, dia berkata kalo dia kecopetan. Wajahnya linglung sambil menekan-nekan tombol hp. Dia mau ke Majalengka, ke rumahnya, dan dia bertanya apakah bisa naik angkot tanpa bayar. Lalu akupun bertanya berapa ongkos ke terminal sampai ke Majalengka. Dia terisak, suaranya parau, melihat itu aku jadi teringat mamaku, lalu aku memberinya uang yang pas sekali sesuai yang dia katakan untuk bisa sampai ke Majalengka. Lalu akupun bilang supaya cepat pulang.

Temanku bilang mungkin aku kena tipu, mungkin benar juga apalagi hape masih dia pegang tapi hatiku mengatakan apapun yang dilakukan ibu tadi, terlepas dia menipu ataupun tidak, aku percaya bahwa niatku tulus, toh itu hanya jumlah uang yang bukan ratusan ribu, dan ada hal yang aku percaya: bahwa ini bulan Ramadan, aku merasa tenang entah kenapa. Mungkin karena di bulan ini aku merasa semua sangat… harmonis. Selamat Menunaikan ibadah puasa :)

2 comments:

terima kasih banyak komentarnya, ya ^_^