Aku selalu berpendapat manusia mempunyai alur dalam hidupnya; sekolah, kuliah, kerja, menikah, punya anak, dsb. Dan sebagai manusia biasa aku ingin mengikuti alur dalam hidupku senormal mungkin. Setelah lulus kuliah pada bulan Juli 2010 dan diwisuda pada bulan Desember 2010, banyak hal setelah itu (sebenarnya gak banyak sih hihihi) yang aku kerjakan. Aku fokus untuk melanjutkan kuliah S2, tapi ternyata tidak sesuai kenyataan: aku gagal. Aku berpikir positif bahwa Tuhan menginginkanku untuk bekerja. Jadi… yup, aku melamar-melamar, aku begitu senang dengan proses ini. Tapi ternyata proses panggilan kerja dari tahap melamar itu sangat lama. Banyak juga panggilan interview yang tidak aku datangi, yaaah… karena malas tentunya. Aku selalu menimbang-nimbang perusahaan yang memanggil interview apakah ‘bermerk’ atau tidak (dasar libra). Tapi pada akhirnya aku mulai serius dengan perusahaan apapun (tuntutan pengangguran tentunya). Pada suatu hari aku dipanggil interview oleh salah satu perusahaan retail accessories Bandung yang terkenal di kalangan remaja. Maka aku berpakaian se-remaja mungkin, dengan dress kuning. Tapi ketika si mbak HRD bilang, “Karena ini perusahaan retail, maka hari libur kamu akan tetap bekerja, Idul Fitri juga.” Hah, aku kaget. Aku memang tidak pernah antusias dalam acara-acara besar karena tidak suka bertemu dengan sanak-family yang banyak. Tapi dari situ aku sadar, aku juga ingin libur ketika orang lain libur. Pekerjaannya memang bagus dan awalnya aku bersemangat, tapi pada akhirnya aku tidak antusias lagi.
Strawbelicious |
Yang terakhir aku dapat panggilan dari salah satu resort di Lembang. Wow, aku sungguh bersemangat. Pakaian yang aku kenakan pun seformal mungkin karena pasti sainganku nanti punya nilai lebih juga. Aku datang setengah jam lebih awal dari yang diharuskan, maka aku menunggu di tempat kasir petik stroberi dan ngobrol dengan supir pribadi dari tamu hotel. Sang supir berbicara dengan akrab dan berusaha menyetarakan dengan gaya bicara dan obrolanku. Di belakang meja kasir banyak sekali amplop lamaran, kata pak supir amplop itu sudah lama menumpuk di sana. Ketika datang mbak-mbak yang akan wawancara juga pak supir menyingkir. Setelah menunggu 45 menit maka datanglah orang yang aku tunggu. Aku kaget dengan pakaian yang dia kenakan, t-shirt berkerah dengan topi dan kacamata. Dia bertanya seolah-olah aku gak layak untuk dapat panggilan interview, dan lama sekali dia mencari amplop milikku. Karena kesal aku beri dia cv dan surat-surat lain yang aku bawa sebagai cadangan. Dengan nada sombong dia terus menegaskan kalo aku gak punya pengalaman kerja, ketika aku bilang aku fresh graduate dia tidak tau apa itu FRESH GRADUATE! Wawancara berlangsung mungkin sekitar 5 menit. Ketika aku pulang aku menyempatkan diri untuk berpamitan pada pak supir tadi. Ada pula satpam yang mengantarku sampai gerbang resort dan sempat menyampaikan bahwa pemilik resort ini ibu-ibu cerewet yang rewel.
Sepanjang perjalanan pulang, aku terus berpikir TIDAK AKAN MENGAMBIL PEKERJAAN INI. Dimulai dari resort tersebut tidak memiliki kantor HRD (karena resort itu dibuka ketika fasilitas masih dibangun), sang pewawancara adalah seorang mandor lapangan, bukan staff HRD kantoran dan sang mandor tersebut kalah dengan pak supir yang berbincang denganku, meskipun pak supir tapi dia berbicara dengan sangat terpelajar berbeda dengan mandor jadi-jadian jadi HRD. Dari semua itu aku tau kalo resort itu benar-benar payah. Aku langsung memprint lamaran dan mengirimkannya ke kantor kecil yang terletak di daerah Cipaganti dan berharap aku bisa diterima dengan jam kerja normal bukan shift. Ah, payah sekali… tapi proses seperti ini membuatku kaya akan pengalaman sebagai pelamar ahahaha… thanks for read, hope u enjoy it ^.^
No comments:
Post a Comment
terima kasih banyak komentarnya, ya ^_^