Aug 31, 2011

Ordinary... Logics

Beberapa waktu yang lalu aku melihat liputan tentang orang-orang jenius, yup, genius! Pernahkah kita bermimpi bagaimana rasanya menjadi spesial dan jenius? Kalo aku: sering. Tapi pada akhirnya aku mendapati bahwa aku bukanlah manusia jenius ataupun spesial, aku tidak punya kemampuan menyelesaikan rubiks selama satu detik (?) bahkan dalam waktu seharianpun aku belum pernah bisa menyelesaikannya. Bahkan sempat aku merusak rubiks, juga melepas stiker warnanya dan juga membongkarnya dengan niat menjajarkan warnanya agar terlihat... jenius. Dan akhirnya yup... berceceran.


Awut-awutan

Ada kalimat 'menghibur' yang mengatakan bahwa kelebihan tiap orang itu berbeda-beda dan manusia diciptakan untuk mempunyai kelebihan. Tapi sampai saat ini aku belum menyadari apa kelebihanku, selain hanya bisa menghina, mengkomentari, mengkritik, aku tidak punya kelebihan yang lain.

Pernah aku membaca The Da Vinci Code, bagi beberapa orang bilang novel itu bagus sekali, penuh dengan bla... bla... bla..., tapi aku sambil garuk-garuk bilang, "Aku sudah menyelesaikan novel itu, tapi gada yang spesial bagiku." Ya, aku memang tidak mengerti aku lebih memberikan 'jempol' untuk novel Drop Out-nya Arry Risaf Arisandi, atau Kambing Jantan, atau yaaa.... yang biasa aja lah gak usah yang ribet sesuai dengan kapasitas otak ahahahah :D

It's A Brainny Day

Bad Haircut
"Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan" iya, benar aku setuju, tapi ada lagi yang menurutku kejam "Tes Soal Logika dan Pembuatnya", keduanya kejam, sadis, tidak kenal ampun, itu aku katakan ketika mengisi tes seleksi masuk pascasarjana beberapa waktu yang lalu. Sudah logika, dalam bahasa Inggris pula, seperti ditusuk golok dipukul palu, setelah itu aku keluar kelas seperti telah naek jetcoster.

Einstein E=MC2
dan sampai saat ini aku gak ngerti dengan rumus di atas (tanda tanya). Ketika melihat poto Einstein yang terpikir di benakku adalah apakah dia gak kenal tukang cukur rambut?

Maka dengan segenap hati yang terdalam aku mengakui bahwa aku bukan si Jenius, akulah si Penghayal, yeaaah... jenius dalam berkhayal. Tapi ya sudahlah, jangan berharap jadi orang jenius, atau berharap anak kita jenius (beberapa orang tua berharap demikian). AKU SI PEMALAS TIMPUK GW PAKE BATA 


No comments:

Post a Comment

terima kasih banyak komentarnya, ya ^_^