Aku mengenalnya sejak kecil, kami tumbuh bersama. Hingga aku tau sifat dan sikapnya. Kami terpisah tumbuh ketika sekolah menengah, dan dipertemukan lagi di satu kampus. Dia mengenalkanku pada seseorang, dengan tahi lalat di atas bibirnya dan bibir yang selalu cemberut. Karena aku dan dia satu kosan jadi hampir setiap hari aku dan dia beserta Nona Cemberut, tentunya, bertemu. Suatu hari dia memutuskan untuk mengakhiri kosannya dan pp dari rumah (yang rumah kami juga bersebelahan). Tanpa orang lain tau, dan aku sendiri ragu mempercayainya, aku kehilangan seorang saudara yang ada di dekatku. Itulah perasaan yang ada ketika aku dan dia tidak bermain bersama, atau ketika aku membohonginya, perasaan... sakit. Tapi dia dan Nona Cemberut kadang suka main ke kosan, dan tanpa mereka tau aku selalu melihat mereka pulang sampai badan mereka gak nampak karena jauh, berdua, bergandengan tangan.
Sekitar setahun kemudian dia kembali ngekos dengan menempati kosanku sebelumnya dan aku pindah ke lantai 2. Pernah suatu kali aku mendengar bahwa dia dan nona cemberut putus hubungan. Kembali, hatiku merasakan perasaan sakit yang sama. Tak lama berselang mereka kembali bersama.
Suatu sore aku menghampirinya di depan rumah, dia sedang membersihkan jendela kamar dari debu, aku bertanya kapan aku bisa bertemu Nona Cemberut, dia bilang Jumat dia akan menjemput Nona Cemberut untuk berlebaran di Bandung, setelah lama tidak bertemu. Sempat dia menuliskan nama Nona Cemberut di kaca kotor "Ceuceu" lalu aku sambung dengan kata "Busuk" sambil tertawa aku pergi.
Jam 9 malam dia memberikan bocoran kejutan yang akan dia perlihatkan pada Nona Cemberut, sebuah poto editan dan seperti biasa aku mengkritiknya. Setelah sebelumnya dia menulis di wall Nona Cemberut, lalu dia memperlihatkan hasil editannya di wall yang sama. Masih belum ada komentar, "Jangan marah" dia bilang.
Jam 2 dini hari, ada kabar menyakitkan, sungguh... Nona Cemberut sudah tidak ada lagi.Untuk selamanya. Dia pergi menjemput Nona Cemberut tidak sesuai janjinya, hari Jumat, yang seharusnya 2 hari lagi. Tapi dengan kesedihan, air mata, isak, dan entahlah...
Beberapa jam kemudian wall Nona Cemberut penuh, tidak seperti biasanya, dan perlahan-lahan wall yang ditulis dia serta poto yang hendak jadi kejutan untuk Nona Cemberut semakin di bawah dan masuk kategori "kiriman terdahulu" semua orang dengan belasungkawanya dan aku tau, teramat tau bahwa dia menulisnya di hatinya yang terdalam, Ketika aku melihat dia menangis, sama seperti dulu ketika kami bertengkar waktu kecil, perasaanku... sakit.
Entah dia tau atau tidak tentang blog Nona Cemberut yang ditulis untuk dia, aku baca sambil bercucuran air mata, seketika itu aku ingin memeluk Nona Cemberut, mungkin dia pun begitu.
*untuk Pamanku yang selalu menjadi sahabatku, akupun sakit, tapi aku tau kau lebih sakit
No comments:
Post a Comment
terima kasih banyak komentarnya, ya ^_^