ceritanya lagi nonton grand final Indonesia Mencari Bakat
Sebenernya aku gak terlalu suka acara pencarian bakat, apalagi pesertanya kebanyakan tampil sebagai penyanyi. Ya, bukannya gak suka, tapi aku pikir sudah banyak penyanyi berbakat di negeri ini, pada akhirnya dukungan harus didapatkan dengan memaksimalkan penampilan dan lagu yang menjadi favorit pemirsa. Tetapi, grand final IMB 3 kali ini nominasinya adalah Sandrina dan Vina. Wow, aku gak nyangka kalo penari dan pelukis pasir bisa menjadi favorit pemirsa. Itu berarti ada peningkatan akan selera seni masyarakat, khususnya seni tari dan seni rupa.
Sebenernya rada sedikit kecewa dengan acara IMB. Mungkin karena ku menonton hanya di televisi, ya. Jadi cara kerja mereka (kedua peserta) tidak ada kerja sama dengan kameramen serta visualisasinya. Ketika menyorot Vina Candrawati, misalkan, tidak fokus. Harusnya yang disorot secara fokus adalah gambarnya saja, gak perlu bolak-balik nyorot Vina, juri, penonton, dan ini-itu. Kayaknya ide bagus kalo dijadikan bentuk slide antara gambar lukis dan media lain, seperti adanya efek lampu, drama, ataupun alih bentuk. Vvisualisasi kamera harusnya lebih maksimal dan optimal, apalagi kebanyakan yang ngasih dukungan adalah pemirsa di rumah, masa kurang efek medianya.
Kalo soal Sandrina, aku gak suka kalo Soimah nyuruh-nyuruh atau ngasih tugas untuk menarikan sebuah tarian pada penari cilik itu, meskipun pada akhirnya Sandrina selalu bekerja dan menampilkan secara maksimal tariannya. Kalaupun Soimah memberikan ide tersebut pasti ada alsannya, tetapi alangkah baiknya alasan itu dijelaskan pula pada pemirsa.
Tapi bagaimanapun hasilnya nanti, kedua peserta itu sudah membanggakan Jawa Barat dan juga membanggakan seni rupa/lukis dan juga seni tari tradisional, senangnyaa :D Go Vina! Go Sandrina!
No comments:
Post a Comment
terima kasih banyak komentarnya, ya ^_^