Bagi sebagian orang, pemakaian prokem
(bahasa gaul) itu dinilai ingin sok gaya. Ini kasus yang mungkin bisa
kena kepada manusia macam aku yang tinggal di luar wilayah yang
bahasanya tidak dikuasai. Tinggal sejak lahir di Tanah Sunda itu
membuatku terbiasa memakai Bahasa Sunda sebagai bahasa pergaulan. Dengan
Bahasa Sunda, aku bisa dengan mudah menjangkau semua kalangan. Jadi
gini lo maksudnya, enak ajja gitu kalo ngomong dengan bahasa daerah,
bisa dibilang 'kerendahhatian' bisa dijangkau dengan bahasa itu.
Nah,
ketika masuk ke Jogja. Aku bingung ketika harus menanggapi obrolan,
kalo berbahasa Indonesia, dengan pemakan 'aku', 'kamu', kalian', dsb
kesannya gimana gitu, kecuali tentunya dalam tulisan blog ini aku bisa
dengan gampang menyetarakan bahasa karena lebih nyaman bercerita dengan
pemakaian bahasa campuran.
Jadi sekarang aku lebih nyaman menggunakan bahasa prokem
di obrolanku bersama teman-teman yang kebanyakan dari wilayah Jawa
Tengah dan Timur. Untungnya sebagian teman-temanku bisa memaklumi karena
pemakaian bahasa baku campuran juga membuatku gagap berbahasa. Itu
karena gaya dan intonasi yang belum bisa aku kuasai yang ujungnya
membuat pembicaraan hambar jhahaha.