Oke, begini. Aku pernah dan sering sekali mendengar bahwa memberi itu lebih baik daripada menerima. Itu hanya teori. Dan faktanya aku sudah mempraktekkan teori itu. Katakanlah bahwa aku sedang pamer, tapi mudah-mudahan pamerku kali ini bisa membawa kalian ke sebuah pemikiran baru.
Aku membaca buku bahwa awal dari rejeki adalah ketika kita memberikan rejeki kita pada orang lain. Akupun (tak sengaja) mendengar dakwah pagi di sebuah acara yang penceramahnya adalah usatad... Ustad... Oke aku gak tau namanya lupa, tapi wajahnya aku kenal, baiklah lupakan nama itu, beliau bercerita tentang Si A yang bangkrut dan dengan pikiran waras dan ikhlas menjual harta terakhirnya, sebuah mobil, dan menyedekahkan pada orang yang membutuhkan. Tak berapa lama datanglah saudaranya dari Bali, membeli mobil terbaru dan datang kepada Si A memperlihatkan mobil barunya tersebut.
Kemudian dia berkata bahwa dia mencari seorang supir untuk mengantarnya ke perusahannya di Jakarta selama 2 bulan. Karena Si A merasa tidak memiliki pekerjaan saat itu maka dengan ikhlas dia bersedia menjadi supir saudaranya itu. Ketika diajak mengikuti rapat, Si A dengan cekatan dan berwibawa bisa menangani rapat memberikan solusi di rapat itu. Ketika saudaranya akan kembali ke Bali, dia memberikan kepercayaan kepada Si A untuk mengurus perusahannya di Jakarta, dan mobil barunya itu dia berikan kepada Si A.
Kemudian dia berkata bahwa dia mencari seorang supir untuk mengantarnya ke perusahannya di Jakarta selama 2 bulan. Karena Si A merasa tidak memiliki pekerjaan saat itu maka dengan ikhlas dia bersedia menjadi supir saudaranya itu. Ketika diajak mengikuti rapat, Si A dengan cekatan dan berwibawa bisa menangani rapat memberikan solusi di rapat itu. Ketika saudaranya akan kembali ke Bali, dia memberikan kepercayaan kepada Si A untuk mengurus perusahannya di Jakarta, dan mobil barunya itu dia berikan kepada Si A.
Ketika kita memberikan hal yang paling berharga kepada orang lain, atau ketika kita mengikhlaskan orang yang kita cintai pergi, maka Tuhan selalu punya hal yang lebih baik dan terbaik yang akan diberikan kepada kita sebagai gantinya. Oke, sekali lagi itu hanya teori bukan?
Penasaran dengan teori itu tapi tanpa bermaksud takabur ataupun berniat membisniskan teori (hahaha) tersebut maka suatu ketika aku melemparkan uang terakhirku di saku celana pada pengumpul sumbangan mesjid di jalanan (biasanya ada di beberapa mesjid dengan pengumpulnya berada di tengah jalan-mempertaruhkan nyawa demi recehan), entahlah saat itu aku merasa sangat bahagia dan bangga, aku melemparkan uangku itu dari angkot, bukan dari motor atau bahkan dari mobil pribadi karena keduanya aku belum punya hehehe. Aku sedikit bangga bahwa aku yang tidak memiliki apapun masih bisa memberi kepada sesama (Ini bukan pamer) ghahaha.
Beberapa hari kemudian aku tiba-tiba ingin jajan (halah) dan menghitung-hitung uangku yang tinggal receh dan selembar uang 5000. Merasa sangat miris dan iseng-iseng mencari di tasku, dan u know what? Ada uang 10.000, Yeaaah. Setelah aku ingat-ingat aku melemparkan uang 5000 pada sumbangan mesjid itu, merinding juga, berarti memang Tuhan mengganti 2 kali lipat uang yang aku berikan (itungan banget) setelah itu aku mengurungkan niatku untuk jajan dan berniat memberikan semua uangku untuk disedekahkan saja ^_^
Oh, ya, aku baru saja membeli voucer fisik untuk internetan, pulangnya aku memasukkan sisa uangku ke kotak amal di minimarket. Sisanya tinggal 2000 untuk ongkos angkot hahaha, siap-siap mau gosok kartu voucer, iseng-iseng aku buka koneksi dan tau gaaaak? Aku bisa internetan tanpa pulsa!!! Karena Si Voucer Fisik sama sekali belum aku buka. Waaaah... Senangnya ^_^ walaupun mungkin besok mesti ngisi juga pake Si Voucer tapi rejeki ini sesuatu banget hihihi. Oh, ya, biasakan kalo abis belanja uang kembaliannya sisihkan untuk sumbangan, biasanya ada kok di minimarket juga, jangan dihitung nilainya kecil ataupun besar, jadikanlah kebiasaan dan jangan takut kehabisan uang, Tuhan masih punya banyak kok di rekeningnya ^_^
---Memberi Sebanyak-banyaknya Maka Akan Kembali Sebanyak-banyaknya---
aku kira ga apa2 itungan ama Allah,
ReplyDeletesoalnya memang kita "berjual beli" dengan Allah (duh, surat dan ayatnya lupa :P)
terusnya kan salah satu nama Allah juga yg maha menghitung (coba di-cek :D).. Dia menghitung semuanya, tidak ada yang tidak dapat Dia hitung, dan dia maha Adil.
seru juga ceritanya ^_^
Surat dan ayat apa cariin donk... Oh, begitu tapi sedikit malu juga itung-itungan gitu apalagi Yang Di Atas selalu memberi lebih T_T
Delete